TNI
Angkatan Darat menggelar pameran alat utama sistem senjata (Alutsista) di
Halaman Monumen Nasional, Jakarta, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun
ke-67 TNI. Acara ini terbuka untuk umum dan akan berlangsung selama tiga hari
ke depan yaitu dari tanggal 6 – 8 oktober 2012. Pameran alutsista TNI AD ini
sengaja dibuka untuk umum agar masyarakat luas bisa melihat apa saja
persenjataan yang selama ini dipakai oleh para tentara. Ini juga sebagai bentuk
pertanggung jawaban TNI terhadap anggaran yang selama ini didapat untuk membuat
atau membeli senjata. Pameran ini tidak hanya menampilkan senjata-senjata
perang para tentara, tapi juga alat-alat pendukung lainnya seperti radar,
helicam, seragam, dan rompi anti peluru yang dibuat oleh perusahaan pendukung. Acara
dibuka langsung oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Purnomo
Yusgiantoro. Dalam acara tersebut, Menhan mengatakan bangga dengan persenjataan
TNI yang saat ini semakin berkembang baik dari segi teknologi, kecanggihan,
maupun fungsinya. Selain itu, Menhan juga datang untuk melihat sejata-senjata
terbaru yang dihasilkan oleh anak bangsa.
Ratusan
pengunjung pameran alat utama sistem senjata (alutsista) TNI Angkatan Darat
(AD) menyerbu penjualan aksesori di stan Primer Koperasi Tribuana V di Monas,
Jakarta.
stan ini terlihat tidak pernah sepi pengunjung sejak pameran dibuka. Selain relatif murah, pengunjung juga lebih mudah memilih berbagai aksesori TNI AD ini. Dari hari pertama sampai hari kedua selalu ramai. Rata-rata pengunjung membeli kaos, jaket, stiker, dompet, topi, dan sandal,Menurut informasi, jenis aksesori yang dijual, yaitu dompet, topi, stiker, baju, kalung, gantungan kunci, kacamata, payung, ikat pinggang, kaos, celana, switer, sepatu, hingga solar alat pembangkit tenaga surya (portable solar power system). Harga aksesori yang dijual pun bervariatif dan terjangkau. "Harga berkisar Rp 20.000-Rp 950.000. Kalau solar power mulai Rp 1,5 juta-Rp 7,5 juta," ujarnya.
stan ini terlihat tidak pernah sepi pengunjung sejak pameran dibuka. Selain relatif murah, pengunjung juga lebih mudah memilih berbagai aksesori TNI AD ini. Dari hari pertama sampai hari kedua selalu ramai. Rata-rata pengunjung membeli kaos, jaket, stiker, dompet, topi, dan sandal,Menurut informasi, jenis aksesori yang dijual, yaitu dompet, topi, stiker, baju, kalung, gantungan kunci, kacamata, payung, ikat pinggang, kaos, celana, switer, sepatu, hingga solar alat pembangkit tenaga surya (portable solar power system). Harga aksesori yang dijual pun bervariatif dan terjangkau. "Harga berkisar Rp 20.000-Rp 950.000. Kalau solar power mulai Rp 1,5 juta-Rp 7,5 juta," ujarnya.
Dampak
dari Ribuan orang menghadiri acara pameran senjata tersebut sehingga membuat
lalu lintas di sekitar Monas macet parah. Kemacetan mulai terasa di sekitar
Stasiun Gambir di Jl Medan Merdeka Timur. Kendaraan hanya bisa bergerak dengan
kecepatan 5 km/jam. Seluruh lajur jalan ini dipenuhi warga yang ingin
menyaksikan senjata-senjata TNI di Monas. Kemacetan terus terjadi hingga Jl
Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Mobil-mobil banyak yang parkir di jalan
ini. Selain mobil, motor-motor juga memadati Jl Medan Merdeka Utara yang
terletak di dekat Gambir. Saat masuk ke dalam lingkungan Monas terlihat ribuan
orang memadati pameran ini. Anak-anak dan orang dewasa berlomba-lomba menaiki
tank, helikopter dan peluncur roket yang dipamerkan di Monas. Di sekitar
alat-alat tempur ini ada petugas TNI yang memberikan jawaban untuk warga yang
mengajukan pertanyaan seputar senjata-senjata tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar